Honda Tiger '95 SBY : METODE BARU DENGAN TMX 36 MM

| Kamis, 10 Maret 2011 | |
 Jawara Sport 4 tak tune up s/d 200 cc, masih dikangkangi Tiger milik tim San Tekhnik, Surabaya yang tembus 8,4 detik di trek lurus 201 meter. Basis kreto yang biasa memakai CB-125 mulai ditinggalkan.
Garapan paling anyar kali ini, Alex sang tuner mencoba memakai Tiger, untuk melawan kreto berbasis SE 250 cc. Karena baru saja diriset, untuk sementara Tiger ini diturunkan di kelas sport 4 tak tune up s/d 200 cc. Hingga Didik petinggi Pengprov IMI, Jatim berdecak kagum dengan prestasinya. Apa saja sih kelebihan pacuan Thomas Ragil kali ini ?

Doping tenaga alias karbu yang agak beda dan kategori baru dalam kompetisi sport4 tak 200 cc. Alex mempercayakan Mikuni TMX 36 dilengkapi power jet alias accelerator pump. Wah keren, memang ini yang selalu menjadi taruhan di kelas ini. Kurang presisi dikit, respon pas start lelet. Sebab, karbu jenis konvensional di kelas ini selalu cenderung dipaksa di campuran pekat, tetap saja kurang maksimal hasilnya.

Beda dengan karbu seri TMX, yang teknologi power jetnya spontan mensuplai avgas masih berupa partikel. Jadi tak perlu bingung menyeting karbu hingga pekat di gasingan bawah. “Start jadi lebih mulus dan speed tetap jalan,“ kata Thomas sang joki. Jalur gas segar digawangi katup produk TK (32 mm) untuk katup masuk dan katup buangnya 29 mm.



Dioperasikan noken as Tiger yang dipangkas bagian base circle diameter 1,2 mm, dengan kondisi nose standar. Hasil akhir pencapaian lifter katupnya terhitung 8,2 mm. Dari sini saja, akurasi gas segar yang disuplai ke ruang bakar kian meningkat. Dengan demikian transfer tenaga mesin ke counter shaft wajib responsif, agar power mesin tak mubazir.

“Tapi sebelumnya hentakan gigi primer ke gigi skunder mesti diredam dulu, untuk mempertahankan torsi mesin tetap besar,” terang Alex yang menambahkan fly wheel 625 gram. Di sektor gigi rasionya mengalami rubahan untuk mengikuti tipikal korekan mesin. Gigi 1(28- 12), 2(28-16), cirri khas gigi 1 ke 2 nya cukup rapat dan minim delay pas lepas start.

Pada gigi 4 tenaga mesin sengaja peak power dimunculkan untuk memancing rpm tinggi lewat perbandingan (25-23). “Agar perbandingan gigi 5 yang masih standar mampu didongkrak final gear 13-40,” timpal Santo manajernya. Proses pembakaran dilayani busi jenis platinum, bermuara pada koil Honda CR-125 dan CDI BRT Hyperband.

Diinstal dengan sistem AC dan disokong magnet Tiger yang juga dimanfaatkan sebagai fly wheel. Sedang kapasitas mesinnya disokong piston Mega Pro over size 100 (64,5 mm) dengan stroke standar Tiger. Dan hasil pembakaran dilepas knalpot hand made dengan leher 28 mm, 36 mm dan diteruskan pemakaian silincer 82 mm. ¦ pid

SPESIFIKASI
KARBU : Mikuni TMX 36 mm PISTON : Mega Pro FINAL GEAR : 13-40 KOIL : Honda CR-125 CDI : BRT Hyperband FLYWHEEL : 625 gram KATUP : TK 32 mm & 29 mm KNALPOT : Handmade leher 28 mm, 36 mm dan silincer 82 mm

0 komentar:

Posting Komentar